Pages

Sabtu, 10 Juli 2010

Sesaat Setelah Pagi

Entah kenapa, aku tiba-tiba merindukannya. Rindu yang mungkin tak kan mampu menggetarkan rindu di hatinya. Entahlah, aku juga tak tahu. Tapi, jika dulu getaran itu begitu kuat di antara kita, mungkinkah ia lenyap dalam sekejap mata? Ah, tak mungkin! Sebab jika rindu (lebih-lebih cinta) itu ada, ia tak kan mudah sirna. Ah, aku terlalu berharap rupanya!. Ya, aku memang mengharapkan itu. Lalu kenapa? Semuanya sah-sah saja…
Dan malam ini, anggaplah ini sebuah refleksi atas kegundahan yang tiap saat tak bisa kutepi; tanpa permisi ia selalu menghampiriku dengan wajah sok manisnya. Padahal, aku tahu, sebentar lagi ia akan menyiksaku dengan begitu kejamnya. Sudah beberapa kali aku mengalami seperti ini. Dan dugaanku tak pernah salah, bahkan lebih kejam dari yang kubayangkan. Aku diam saja mengingatmu, sekalian aku ikuti geliat nafsuku. Barangkali dengan ini kau akan puas, hingga ketika aku mati kau tak merasa perlu bertanggung jawab atas lenyapnya desah-desah nafasku. Perlukah aku mengumpatmu? Jika ia; kurang ajar sekali, kau, sayang…
Ah, aku tak kuasa menahan gejolak kerinduan yang menyakitkan ini. Seperti luka kering yang digaruk lagi hingga terkelupas lalu perih lagi, berdarah lagi, begitu seterusnya. Tapi, kenapa aku begitu menikmatinya? Maka, biarkankan saja aku pasrah. Menengadahkan kedua tanganku, memusatkan pikiranku dengan mata terpejam, lalu pelan-pelan tapi pasti akan kualirkan kalimat kepasrahan yang total pada-Mu, ya Allah; “Jadikanlah dirinya wanita, yang Kau kirim untuk menjadi pendamping hidupku kelak…”. Begitu saja…

Dan sejenak kemudian, ketika mata ini belum sempat terbuka. Kurasakan bayanganya berkelebat di ruang konsentrasiku. Dengan tatap mata yang sayu (jujur saja, inilah hal yang paling aku suka darinya; manis sekali…), wajah yang elok dibalut jilbab merah bela kesukaannya, ia tersenyum. Ia tersipu di depanku. Tak ada kata terucap, hanya tatap pandang kita yang menyatu pada garis sejajar. Seperti sudah sama-sama mengerti. Seperti sama-sama sudah paham bahwa; apa yang terjadi padaku, juga terjadi padanya. Mungkinkah? Ah, ada apa ini? Lagi-lagi aku (mungkin) terlalu berlebihan…
Mungkin Allah (akan) mengabulkan permintaanku di pagi yang sejuk ini; Amien…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar