Malam ini, keterasingan ini kembali melemparkanku jauh menuju masa-masa itu. Masa dimana begitu banyak hal yang terjadi tapi sedikit sekali yang benar-benar bisa kunikmati. Masa yang telah banyak menorehkan luka diantara sedikitnya percikan madu yang bisa kucicipi. Semuanya lalu menjadi semacam slide yang bergantian memenuhi isi memoriku; dan itu masih tentang kamu, gadis cantik yang berhasil mengeleparkanku pelan-pelan sekali, tanpa aku sadari…
Cinta dan luka, atau bahkan hidup dan luka, adalah dua entitas yang tak bisa dilepaskan, begitu salah seorang karibku berkata. Keduanya, entah kenapa, seperti memang tercipta bersamaan. Dan tentu ini tidak bisa dimaknai secara general, karena pasti ada yang justru mengalami sebaliknya. Sayangnya, saat ini aku tidak termasuk golongan yang kedua tersebut. Hidup adalah proses, kawan… aka nada banyak hal yang terjadi, aka nada banyak peristiwa yang menimpa, dan aka nada banyak sesuatu yang bisa kita cerna, meski itu tidak harus sepenuhnya kita tahu kenapa bisa terjadi. Aku kembali teringat perkataan temanku; “kadang kta memang tidak perlu mengetahui segala sesuatu, kita hanya perlu percaya!”
Dan masih tentang kamu, masihkah kau mengingatku? Jika heart feeling (kontak batin) itu bisa dipercaya, mestinya kamu juga mengingatku. Kenapa? Yah, karena saat ini aku benar-benar mengingatmu. Tapi, anggap saja, teori itu hanya bualan burung kenari yang mengigau di setengah pagi. Hanya saja, kalau boleh jujur, aku ingin kau juga merindukanku. Ingin sekali, sayang (jangan marah dengan panggilan ini!). ok, aku akan berbicara yang lain saja…
Dan mungkin kau bisa dengan mudahnya melupakanku begitu saja, tapi aku juga tahu bahwa aku masih tetap punya hak untuk mengingatmu, bahkan sampai kapanpun! Maaf jika aku memaksa, tapi pada kondisi-kondisi tertentu kau telah mampu meremukkan hatiku, sekaligus menginjak-injaknya setelah kau puas. Aku tahu sejatinya kau tak sekejam itu, tapi kenapa harus aku yang menjadi korban dengan semua ini???
Ah, sebelum otakku mandeg (sebentar lagi aku akan mabuk dan bisa dipastikan tidak akan menulis lagi!), tolong, beri aku jawaban, biar tak aka nada lagi kekeliruan.
Dan jika melepaskanmu adalah pilihan, aku sama sekali tidak pantas menolaknya…
Masihkan kau mencintaiku????? “ya,” jawabmu pelan-pelan…
Aaaaaaaaaa….. daripada nggak nyambung, aku sudahin aja!
Jakarta, 01 Juli 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar