Pages

Minggu, 19 September 2010

Ringkasan Comment FB

meninggalkannya disana, sungguh menggelisahkan. ada rindu yang tiba-tiba menyeruak begitu besar. tapi, bukankah rindu memang membutuhkan jarak, selalu membutuhkan jeda?. maka, kali ini aku hanya bisa berdo'a, semuanya akan baik-baik saja hingga waktu itu tiba. cintaku tertinggal di madura...

maka, izinkan aku membawamu pada keramaian pasar, pada khalayak ramai, pada riuh jejak dan tapak kerumun manusia yang membingungkan. jika kau jatuh, aku akan merangkulmu. jika kau lelah, tidurlah di dadaku. dan jika kau kedinginan, izinkan aku memelukmu dalam dekap hangatku... tiara!

jika kau masih ingin mengejekku, silahkan. jika masih suka menghinaku, silahkan. jika masih belum puas menilaiku, silahkan. sebab semua itu adalah tanggung jawabku...
tapi tolong, jangan sekali-kali kau membawa para tetuaku, apalagi orang tuaku. ini sangat tidak fair, lantaran aku tahu mereka tidak pernah mengajari sedi...kitpun hal tidak baik pada diriku...
awas, jika kau lakukan itu!

Menilai,
Masal lalu, masa yang ada di belakang kita. penuh warna, bahkan menyisakan kemirisan tersendiri buat kita. tapi, apapun itu, lebih baik disebut mantan orang jahat ketimbang dibilang mantan orang baik. lantaran siapapun pasti mengalami perubahan, lebih baik atau justru sebaliknya. jadi, jika harus menilai, nilai...

ak bs sdkit pham ttng dlerai airmta yg dl sring t' bs kuthan,
y, bhw di buln suci ini, smua crta it sdh sdkit mrmaikan krtas putih yg tlh lma kprsiapkan.
kau thu knp? sbb ak t' mau mmulai it jk tdk dgn kbahagian, dn itu sdh bs klkukan brsmanya,
pd jenak-jenak kmdian, akn mncul bnyk kejutan. tp, suatu saat nnti, jk tba wkt...uny, do'a dn usaha kta akn brjabat tangan di ats langit. dan mgkin, itu sdh trjdi skrang,
Amin...

cukup lama aku tak mengirimkan untukmu kalimat usang, ah bukan usang, tapi lantaran terlalu lama tersimpan...
dan setelah aku bisa mengucapkan dengarkan pelan-pelan;

aku benar-benar mencintainya, kawan...
sederhana saja!

Menjalani semuanya, normal, seperti biasa. Aku tahu, akan ada banyak rintangan dalam perjalanan cinta ini, mungkin dariku, darinya, dan yang berada di sekitar kami.
Ya Allah, berilah kami kesabaran, limpahkan pada kami ketabahan, anugerahkan untuk kami cinta terindah yang akan kami jaga hingga saat itu tiba...
AMIN...

maka, setelah delerai airmata mengucur deras, kini senyum indah terlukis di bibirku. Dan sebagai sebuah pertanggungjawaban, kita berjanji untuk tidak saling mengkhianati...
kita berjanji untuk selalu berdoa agar Allah mempercepat perjodohan kita, tentu dengan ridlo-Nya....
Amin.

Ya Allah, jadikan apa yang telah aku lakukan semalam sebagai usaha menyatukan jodohku dengannya, meski aku tahu itu adalah kesalahan, tapi Kau maha tahu apa yang kami inginkan dengan semua ini. "ampon cokop, ya Allah..." _(Engkau pasti mengabulkan doa-doa kami)_

jati diri memang akan selalu berkaitan dengan Tuhan,
jati pohon akan
selalu berkaitan dengan hutan...
dan orang terdahulu, kadang memang senang mencari Tuhan di hutan-hutan
apa mungkin jati diri kita dekat dengan jati pohon di hutan?

Ya Allah
jadikanlah dia diaku, dan aku akunya
selamanya...
Amin ya mujibassailin...

ah, semalam dunia seperti berhenti berputar sejenak, menyaksikan kemesraan yang kita rajut dalam monodi keheningan. semoga saja, di bulan yang suci ini, yang terjadi semalam menjadi do'a bahwa kita akan bersama selamanya...
Amien ya Rabbi...

Maka, harus
dengan apalagi aku harus membahasakan rindu ini jika dengan suara paling pelan
pun kau barangkali tak bisa mendengarnya? atau mungkin rindu memang tak perlu
dibahasakan? Membiarkannya hanya menjadi dengung-dengung kecil yang tak
seharusnya disuarakan? Entahlah...

kau yang tak mengerti, apa aku yang kurang jelas mengucapkan?
bukan aku yang menjauh, tapi kamu yang selalu menghindar dari apapun yang berusaha mendekatimu!!!

aha, baru saja dari semilir angin yang mengelus pelan kulitku, aku dapat kabar bahwa kau disana juga merindukanku...
lalu, coba katakan padaku, kenapa aku harus bahagia?
dari pada kau merindukanku untuk meninggalkanku, lebih baik tetaplah kau disisiku, meski tak merindukanku!
berrrrr...

dalam rentang waktu yang panjang, aku menunggumu dalam kekalutan. dan jika diperkenankan, izinkan aku sejenak bernafas, menuliskan delerai airmata pada tiap bait kerinduanku...

kalau saja, dari kemarin aku sadar bahwa semua itu hanya permainan, tak seperti ini mungkin... tapi bukankah hidup adalah permainan??? dan seperti kata fauz Noor, permainan adalah untuk dinikmati ketidakmengertiannya! tega kali, kau...

Kemiripan wajah kita ini mungkinkah sebuah pertanda bahwa semuanya akan seperti yang kita harapkan? Amien... Amien... Amien...

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar